BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan yang ingin dicapai oleh
bangsa Indonesia adalah tercapainya bangsa yang maju dan mandiri, sejahtera
lahir dan bathin. Salah satu ciri bangsa yang maju adalah mempunyai derajat
kesehatan yang tinggi, karena derajat kesehatan mempunyai pengaruh yang sangat
besar terhadap kualitas sumberdaya manusia. Hanya dengan sumberdaya yang sehat
akan lebih produktif dan meningkatkan daya saing bangsa. Menyadari hal
tersebut, pemerintah Republik Indonesia telah
mencanangkan kebijaksanaan dan strategi baru dalam suatu
“Gerakan Pembangunan Berwawasan Kesehatan sebagai Strategi Nasional menuju
Indonesia Sehat 2010” pada tanggal 1 Maret 1999.
Masyarakat masih menempatkan
prioritas pada pembangunan sarana air bersih daripada pembangunan sarana
sanitasi dan program kesehatan, padahal pembangunan sarana air bersih tanpa
disertai pembangunan sarana sanitasi dan kesehatan, kurang memberikan dampak
terhadap peningkatan derajad kesehatan. Masyarakat kurang memperhatikan
pentingnya kegiatan untuk operasional dan pemeliharaan sarana,
serta usaha peningkatan kualitas air dan lingkungan,
kurangnya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat terhadap penggunaan
sarana air bersih dan sanitasi menyebabkan kurangnya kesinambungan /
keberlanjutan program air bersih, sanitasi dan kesehatan. Maka dari itu
diperlukannya promosi kesehatan dalam masyarakat dengan tujuan meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat.
B . Rumusan Masalah
Rumusan
masalah makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
Apakah factor-faktor yang dapat
mempengaruhi masyarakat agar merubah perilakunya?
2.
Bagaimana peran pemerintah dalam
meningkatkan kesehatan masyarakat?
C. Tujuan
Tujuan
dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk
mengetahui peningkatan komunikasi atau interaksi antara individu dan kelompok
dalam masyarakat (laki-laki, perempuan, kaya, miskin) secara partisipatif, yang
di kelola oleh masyarakat untuk mengubah perilaku buruk yang berkaitan dengan
perilaku kunci PHBS yang mempunyai daya ungkit terhadap pencegahan penyakit
penyakit yang di tularkan melalui air dan lingkungan.
2. Untuk
meningkatkannya promosi kesehatan melalui berbagai saluran komunikasi untuk
mendukung pelaksanaan promosi kesehatan dan sanitasi yang dilaksanakan secara
partisipatif oleh masyarakat.
BAB II
PENGERTIAN/DEFINISI
Lawrence Green (1984) Pomosi Kesehatan adalah Segala
bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi yang terkait dengan
ekonomi, politik, dan organisasi yang dirancang untuk memudahkan perubahan
perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan
Ottawa Charter, 1986 Promosi Ksehatan adalah Suatu
proses untuk untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatannya. Selain itu untuk mencapai derajat kesehatan yang
sempurna, baik fisik, mental dan sosial, maka masyarakat harus mampu mengenal
serta mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya dan mampu mengubah atau mengatasi
lingkungannya (fisik, sosial budaya, dsb).
Green & Ottoson,(1998) Promosi Kesehatan adalah
Kombinasi berbagai dukungan menyangkut pendidikan, organisasi, kebijakan dan
peraturan perundangan untuk perubahan lingkungan dan perilaku yang
menguntungkan kesehatan
Promosi kesehatan adalah proses
membuat orang mampu meningkatkan kontrol terhadap, dan memperbaiki kesehatan
mereka (WHO, 1984)
BAB III
PEMBAHASAN
A .Promosi Kesehatan
Promosi Kesehatan merupakan upaya
untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui proses pembelajaran
dari-oleh-untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya
sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai
dengan kondisi social budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang
berwawasan kesehatan. Menolong diri sendiri artinya bahwa masyarakat mampu
berperilaku mencegah timbulnya masalah-masalah dan gangguan kesehatan,
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan serta mampu pula berperilaku
mengatasi apabila masalah gangguan kesehatan tersebut terlanjur terjadi di
tengah-tengah kehidupan masyarakat. Banyak masalah kesehatan yang ada di negeri
kita Indonesia, termasuk timbulnya Kejadian Luar Biasa (KLB) yang erat kaitannya
dengan perilaku masyarakat itu sendiri. Sebagai contoh KLB Diare dimana
penyebab utamanya adalah rendahnya perilaku hidup bersih dan sehat seperti
kesadaran akan buang air besar yang belum benar (tidak di jamban), cuci tangan
pakai sabun masih sangat terbatas, minum air yang tidak sehat, dan lain-lain.
Promosi kesehatan bukan hanya proses penyadaran masyarakat
atau pemberian dan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan saja,
tetapi juga disertai upaya-upaya menfasilitasi perubahan perilaku. Dengan
demikian promosi kesehatan adalah program-program kesehatan yang dirancang
untuk membawa perubahan (perbaikan) baik di dalam masyarakat sendiri maupun
dalam organisasi dan lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya, politik
dan sebagainya). Atau dengan kata lain promosi kesehatan tidak hanya mengaitkan
diri pada peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku kesehatan saja, tetapi
juga meningkatkan atau memperbaiki lingkungan (fisik dan non-fisik) dalam
rangka memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat.
B . Faktor yang Mempengaruhi Masyarakat dalam Pola Perilaku
Umumnya
ada empat faktor yang dapat mempengaruhi masyarakat agar merubah perilakunya,
yaitu
a. Fasilitasi, yaitu bila perilaku yang baru membuat hidup
masyarakat yang melakukannya menjadi
lebih mudah, misalnya adanya sumber air bersih yang lebih
dekat;
b. Pengertian yaitu bila perilaku yang baru masuk akal bagi
masyarakat dalam konteks pengetahuan lokal,
c. Persetujuan, yaitu bila tokoh panutan (seperti tokoh
agama dan tokoh agama) setempat menyetujui dan mempraktekkan perilaku yang di
anjurkan dan
d. Kesanggupan untuk mengadakan perubahan secara fisik
misalnya kemampuan untuk membangun jamban dengan teknologi murah namun tepat
guna sesuai dengan potensi yang di miliki.
Pendekatan program promosi menekankan aspek ”bersama
masyarakat”, dalam artian:
a. Bersama dengan masyarakat fasilitator mempelajari
aspek-aspek penting dalam kehidupan masyarakat untuk memahami apa yang mereka
kerjakan, perlukan dan inginkan,
b. Bersama dengan masyarakat fasilitator menyediakan
alternatif yang menarik untuk perilaku yang beresiko misalnya jamban keluarga
sehingga buang air besar dapat di lakukan dengan aman dan nyaman serta
c. Bersama dengan masyarakat petugas merencanakan program
promosi kesehatan dan memantau dampaknya secara terus-menerus,
berkesinambungan.
C. Strategi Promosi Kesehatan
Pembangunan sarana air bersih, sarana sanitasi dan program
promosi kesehatan dapat dilaksanakan secara terpadu dan berkesinambungan
apabila :
• Program tersebut direncanakan sendiri oleh masyarakat
berdasarkan atas identifikasi dan analisis situasi yang dihadapi oleh
masyarakat, dilaksanakan, dikelola dan dimonitor sendiri oleh masyarakat.
• Ada pembinaan teknis terhadap pelaksanaan program tersebut
oleh tim teknis pada tingkat Kecamatan.
• Ada dukungan dan kemudahan pelaksanaan oleh tim lintas
sektoral dan tim lintas program di tingkat Kabupaten dan Propinsi.
Strategi untuk meningkatkan program promosi kesehatan, perlu
dilakukan dengan langkah kegiatan sebagai berikut :
1. Advokasi di Tingkat Propinsi dan Kabupaten
Pada tingkat Propinsi dan tingkat Kabupaten dalam
pelaksanaan Proyek PAMSIMAS telah dibentuk Tim Teknis Propinsi dan Tim Teknis
Kabupten. Anggota Tim Teknis Propinsi dan Tim Teknis Kabupaten, adalah para
petugas fungsional atau structural yang menguasai teknis operasional pada
bidang tugasnya dan tidak mempunyai kendala untuk melakukan tugas lapangan.
Advokasi dilakukan agar lintas sektor, lintas program atau LSM mengetahui
tentang Proyek PAMSIMAS termasuk Program
Promosi
Kesehatan dengan harapan mereka mau untuk melakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Mendukung rencana kegiatan promosi kesehatan. Dukungan
yang dimaksud bisa berupa dana,
kebijakan politis, maupun dukungan kemitraan;
b. Sepakat untuk bersama-sama melaksanakan program promosi
kesehatan; serta
c.
Mengetahui peran dan fungsi masing-masing sektor/unsur terkait.
2. Menjalin Kemitraan di Tingkat Kecamatan.
Melalui wadah organisasi tersebut Tim Fasilitator harus
lebih aktif menjalin kemitraan dengan TKC untuk :
• mendukung program kesehatan.
• melakukan pembinaan teknis.
• mengintegrasikan program promosi kesehatan dengan program
lain yang dilaksanakan oleh Sektor dan Program lain, terutama program usaha
kesehatan sekolah, dan program lain di PUSKESMAS.
3. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan Masyarakat
Untuk meningkatkan kemampuan masyarakat mengelola program
promosi kesehatan, mulai dari perencanaan, implementasi kegiatan, monitoring
dan evaluasi harus dilaksanakan sendiri oleh masyarakat, dengan menggunakan
metoda MPA-PHAST. Untuk meningkatkan keterpaduan dan kesinambungan program
promosi kesehatan dengan pembangunan sarana air bersih dan sanitasi, di tingkat
desa harus dibentuk lembaga pengelola, dan pembinaan teknis oleh lintas program
dan lintas sector terkait.
Pesan perubahan perilaku yang terlalu banyak sering membuat
bingung masyarakat, oleh karena itu perlu masyarakat memilih dua atau tiga
perubahan perilaku terlebih dahulu. Perubahan perilaku beresiko diprioritaskan
dalam program higiene sanitasi pada Proyek PAMSIMAS di sekolah dan di
masyarakat :
• Pembuangan tinja yang aman.
• Cuci tangan pakai sabun
• Pengamanan air minum dan makanan.
• Pengelolaan sampah
• Pengelolaan limbah cair rumah tangga
Setelah masyarakat timbul kesadaran, kemauan / minat untuk
merubah perilaku buang kotoran ditempat terbuka menjadi perilaku buang kotoran
di tempat terpusat (jamban), masyarakat dapat mulaimembangun sarana sanitasi
(jamban keluarga) yang harus dibangun oleh masing-masing anggotarumah tangga
dengan dana swadaya. Masyarakat harus menentukan kapan dapat mencapai agarsemua
rumah tangga mempunyai jamban.Pembangunan sarana jamban sekolah, tempat cuci
tangan dan sarana air bersih di sekolah, menggunakan dana hibah desa atau
sumber dana lain. Fasilitator harus mampu memberikan informasipilihan agar
masyarakat dapat memilih jenis sarana sanitasi sesuai dengan kemampuan dan
kondisilingkungannya (melalui pendekatan partisipatori).
4. Peran Berbagai Pihak dalam Promosi Kesehatan
Peran Tingkat Pusat
Ada 2 unit utama di tingkat Pusat yang terkait dalam Promosi
Kesehatan, yaitu
1. Pusat Promosi Kesehatan dan
2. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan
Pengelolaan promosi kesehatan khususnya terkait program
Pamsimas di tingkat Pusat perlu mengembangkan tugas dan juga tanggung jawab
antara lain:
a. Mengembangkan dan meningkatkan kapasitas sumber daya
manusia yang terkait dengan kegiatan promosi kesehatan secara nasional
b. Mengkaji metode dan teknik-teknik promosi kesehatan yang
effektif untuk pengembangan model promosi kesehatan di daerah
c. Mengkoordinasikan dan mengsinkronisasikan pengelolaan
promosi kesehatan di tingkat pusat
d. Menggalang kemitraan dengan berbagai pemangku kepentingan
lain yang terkait
e. Melaksanakan kampanye kesehatan terkait Pamsimas secara
nasional
f.
Bimbingan teknis, fasilitasi, monitoring dan evaluasi
Peran Tingkat Propinsi
Sebagai unit yang berada dibawah secara sub-ordinasi Pusat,
maka peran tingkat Provinsi, khususnya kegiatan yang diselenggrakan oleh Dinas
Kesehatan Provinsi antara lain sebagai berikut:
a. Menjabarkan kebijakan promosi kesehatan nasional menjadi
kebijakan promosi kesehatan local (provinsi) untuk mendukung penyelenggaraan
promosi kesehatan dalam wilayah kerja Pamsimas
b. Meningkatkan kemampuan Kabupaten/Kota dalam
penyelenggaraan promosi kesehatan, terutama dibidang penggerakan dan
pemberdayaan masyarakat agar mampu ber-PHBS.
c. Membangun suasana yang kondusif dalam upaya melakukan
pemberdayaan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat pada level
provinsi
d. Menggalang dukungan dan meningkatkan kemitraan dari
berbagai pihak serta mengintegrasikan penyelenggaraan promosi kesehatan dengan
lintas program dan lintas sektor terkait dalam pencapaian PHBS dalam level
Provinsi
Peran Tingkat Kabupaten
Promosi Kesehatan yang diselenggarakan di tingkat Kabupaten,
khususnya yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dapat mencakup
hal-hal sebagai berikut:
e. Meningkatkan kemampuan Puskesmas, dan sarana kesehatan
lainnya dalam penyelenggaraan promosi kesehatan, terutama dibidang penggerakan
dan pemberdayaan masyarakat agar mampu ber-PHBS.
f. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan
kegiatan yang bersumberdaya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat
g. Membangun suasana yang kondusif dalam upaya melakukan
pemberdayaan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat.
h. Menggalang dukungan dan meningkatkan kemitraan dari
berbagai pihak serta mengintegrasikan penyelenggaraan promosi kesehatan dengan
lintas program dan lintas sektor terkait dalam pencapaian PHBS.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Umumnya ada empat faktor yang dapat mempengaruhi masyarakat agar merubah
perilakunya, yaitu
a. Fasilitasi, yaitu bila perilaku yang baru membuat hidup
masyarakat yang melakukannya menjadi
lebih mudah, misalnya adanya sumber air bersih yang lebih
dekat;
b. Pengertian yaitu bila perilaku yang baru masuk akal bagi
masyarakat dalam konteks pengetahuan lokal,
c. Persetujuan, yaitu bila tokoh panutan (seperti tokoh
agama dan tokoh agama) setempat menyetujui dan mempraktekkan perilaku yang di
anjurkan dan
d. Kesanggupan untuk mengadakan perubahan secara fisik
misalnya kemampuan untuk membangun jamban dengan teknologi murah namun tepat
guna sesuai dengan potensi yang di miliki.
2. Ada 2 unit utama di tingkat Pusat yang terkait dalam
Promosi Kesehatan, yaitu
1. Pusat Promosi Kesehatan dan
2. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan
Pengelolaan promosi kesehatan khususnya terkait program
Pamsimas di tingkat Pusat perlu mengembangkan tugas dan juga tanggung jawab
antara lain:
a. Mengembangkan dan meningkatkan kapasitas sumber daya
manusia yang terkait dengan kegiatan promosi kesehatan secara nasional
b. Mengkaji metode dan teknik-teknik promosi kesehatan yang
effektif untuk pengembangan model promosi kesehatan di daerah
c. Mengkoordinasikan dan mengsinkronisasikan pengelolaan
promosi kesehatan di tingkat pusat
d. Menggalang kemitraan dengan berbagai pemangku kepentingan
lain yang terkait
e. Melaksanakan kampanye kesehatan terkait Pamsimas secara
nasional
f.
Bimbingan teknis, fasilitasi, monitoring dan evaluasi.
B. Saran
Diharapkan kepada pemerintah untuk melakukan perubahan
perilaku masyarakat melalui program promosi-promosi kesehatan yang sifatnya
menyeluruh guna menciptakan perubahan perilaku dan lingkungannya.
RUJUKAN BACAAN
Departemen
Kesehatan RI, Pusat Promosi Kesehatan, Pedoman Pelaksanaan Promoosi Kesehatan
di Daerah, Jakarta 2009
Departemen
Kesehatan RI, Pusat promosi Kesehatan, Pedoman Pengelolaan Promosi Kesehatan
Dalam Pencapaian PHBS, Jakarta 2008
Departemen
Kesehatan RI, Panduan Pelatihan Komunikasi Perubahan Perilaku, Untuk
mempromosikan KIBBLA, Jakarta 2008
Departemen
Kesehatan RI, Pusat Promosi Kesehatan, Pedoman Kemitraan Promosi Kesehatan
Dengan Lembaga Swadaya Masyarakat,
Posting Komentar