PROMOSI KESEHATAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Promosi
Kesehatan di Indonesia telah mempunyai visi, misi dan strategi yang jelas,
sebagaimana tertuang dalam SK Menkes RI No. 1193/2004 tentang Kebijakan
Nasional Promosi Kesehatan. Visi, misi dan strategi tersebut sejalan dan
bersama program kesehatan lainnya mengisi pembangunan kesehatan dalam kerangka
Paradigma Sehat menuju Visi Indonesia Sehat.
Visi
Promosi Kesehatan adalah: “PHBS 2010”, yang mengindikasikan tentang terwujudnya
masyarakat Indonesia baru yang berbudaya sehat. Visi tersebut adalah
benar-benar visioner, menunjukkan arah, harapan yang berbau impian, tetapi
bukannya tidak mungkin untuk dicapai. Visi tersebut juga menunjukkan dinamika
atau gerak maju dari suasana lama (yang ingin diperbaiki) ke suasana baru (yang
ingin dicapai). Visi tersebut juga menunjukkan bahwa bidang garapan Promosi
kesehatan adalah aspek budaya (kultur), yang menjanjikan perubahan dari dalam
diri manusia dalam interaksinya dengan lingkungannya dan karenanya bersifat
lebih lestari.
Misi
Promosi Kesehatan yang ditetapkan adalah: (1) Memberdayakan individu, keluarga
dan masyarakat untuk hidup sehat; (2) Membina suasana atau lingkungan yang
kondusif bagi terciptanya phbs di masyarakat; (3) Melakukan advokasi kepada
para pengambil keputusan dan penentu kebijakan. Misi tersebut telah menjelaskan
tentang apa yang harus dan perlu dilakukan oleh Promosi Kesehatan dalam
mencapai visinya. Misi tersebut juga menjelaskan fokus upaya dan kegiatan yang
perlu dilakukan. Dari misi tersebut jelas bahwa berbagai kegiatan harus
dilakukan serempak.
Selanjutnya
strategi Promosi Kesehatan yang selama ini dikenal adalah ABG, yaitu: Advokasi,
Bina Suasana dan Gerakan Pemberdayaan Masyarakat. Ketiga strategi tersebut
dengan jelas menunjukkan bagaimana cara menjalankan misi dalam rangka mencapai
visi. Strategi tersebut juga menunjukkan ketiga strata masyarakat yang perlu
digarap. Strata primer adalah masyarakat langsung perlu digerakkan peran
aktifnya melalui upaya gerakan atau pemberdayaan masyarakat (community
development, PKMD, Posyandu, Poskestren, Pos UKS, dll). Strata sekunder adalah
para pembuat opini di masyarakat, perlu dibina atau diajak bersama untuk
menumbuhkan norma perilaku atau budaya baru agar diteladani masyarakat. Ini
dilakukan melalui media massa, media tradisonal, adat, atau media apa saja
sesuai dengan keadaan, masalah dan potensi setempat. Sedangkan strata tertier
adalah para pembuat keputusan dan penentu kebijakan, yang perlu dilakukan
advokasi, melalui berbagai cara pendekatan sesuai keadaan, masalah dan potensi
yang ada. Ini dilakukan agar kebijakan yang dibuat berwawasan sehat, yang
memberikan dampak positif bagi kesehatan.
Dengan
visi, misi dan strategi seperti ini, Promosi Kesehatan juga jelas akan
melangkah dengan mantapnya di masa depan. Namun sebagaimana konsep Promosi
kesehatan yang disebutkan di muka, visi, misi dan strategi tersebut juga harus
dapat dioperasionalkan secara lebih membumi di lapangan, sesuai keadaan,
masalah dan potensi setempat.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Promosi Kesehatan
1.
Era propaganda dan Pendidikan Kesehatan Rakyat (masa kemerdekaan sampai 1960an)
Pada
tahun 1924 oleh pemerintah Belanda dibentuk Dinas Higiene. Kegiatan pertamanya
berupa pemberantasan cacing tambang di daerah Banten. Bentuk usahanya dengan
mendorong rakyat untuk membuat kakus/jamban sederhana dan mempergunakannya.
Lambat laun pemberantasan cacing tambang tumbuh menjadi apa yang dinamakan
“Medisch Hygienische Propaganda”. Propaganda ini kemudian meluas pada penyakit
perut lainnya, bahkan melangkah pula dengan penyuluhan di sekolah-sekolah dan
pengobatan kepada anak-anak sekolah yang sakit. Timbullah gerakan, untuk
mendirikan “brigade sekolah” dimana-mana.
Perintisan Pendidikan Kesehatan Rakyat oleh Dr. R. Mohtar
1. Era Pendidikan dan Penyuluhan
Kesehatan (1960-1980)
-
Munculnya istilah Pendidikan Kesehatan dan diterbitkannya UU Kesehatan 1960
-
Ditetapkannya Hari Kesehatan Nasional (12 November 1964)
2. Era PKMD, Posyandu dan Penyuluhan Kesehatan
melalui Media Elektronik (1975-1995)
- Peran
serta dan pemberdayaan masyarakat (Deklarasi Alma Ata, 1978)
- Munculnya
PKMD (Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa)
- Munculnya
Posyandu
- Penyuluhan
kesehatan melalui media elektronik (dialog interaktif, sinetron dll)
2. Era Promosi dan Paradigma Kesehatan (1995-2005)
Konferensi Internasional Promosi Kesehatan I
di Ottawa, Kanada, munculnya istilah promosi kesehatan (Ottawa Charter,
1986) memuat 5 strategi pokok Promosi Kesehatan, yaitu : (1) Mengembangkan
kebijakan yang berwawasan kesehatan (healthy public policy); (2) Menciptakan
lingkungan yang mendukung (supportive environment); (3) Memperkuat gerakan
masyarakat (community action); (4) Mengembangkan kemampuan perorangan
(personnal skills) ; dan (5) Menata kembali arah pelayanan kesehatan (reorient
health services).
Konferensi
Internasional Promosi Kesehatan II di Adelaide, Australia (1988)
Konferensi ini menekankan 4 bidang
prioritas, yaitu: (1) Mendukung kesehatan wanita; (2) Makanan dan gizi; (3)
Rokok dan alkohol; dan (4) Menciptakan lingkungan sehat.
Konferensi
Internasional Promosi Kesehatan III di Sundval, Swedia (1991). Konferensi
ini mengemukakan 4 strategi kunci, yakni: (1) Memperkuat advokasi diseluruh
lapisan masyarakat; (2) Memberdayakan masyarakat dan individu agar mampu
menjaga kesehatan dan lingkungannya melalui pendidikan dan pemberdayaan; (3)
Membangun aliansi; dan (4) Menjadi penengah diantara berbagai konflik
kepentingan di tengah masyarakat.
Promosi Kesehatan abad 21 adalah : Meningkatkan tanggungjawab sosial dalam
kesehatan, Meningkatkan investasi untuk pembangunan kesehatan, Meningkatkan
kemitraan untuk kesehatan, Meningkatkan kemampuan perorangan dan memberdayakan
masyarakat, Mengembangkan infra struktur promosi kesehatan.
2.2 Pengertian Promosi Kesehatan
Lawrence
Green (1984) merumuskan definisi promosi kesehatan adalah segala bentuk
kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi yang terkait dengan ekonomi,
politik, dan organisasi, yang dirancang untuk memeudahkan perubahan perilaku
dan lingkungan yang kondusif bagi
kesehatan. “ dari batasan ini jelas, bahwa promosi kesehatan pendidikan
kesehatan plus, atau promosi kesehatan adalah lebih dari pendidikan kesehatan.
Promosi kesehatan bertujuan untuk menciptakan suatu keadaan, yakni perilaku dan
lingkungan yang kondusif bagi kesehatan.
Green
(1984), …promosi kesehatan adalah segala bentuk kombinasi pendidikan
kesehatan dan intervensi yang terkait dengan ekonomi, politik dan organisasi,
yang dirancang untuk memudahkan perubahan perilaku dan lingkungan yang kondusif
bagi kesehatan.
Ottawa
Charter (1986),… “the process of enabling people to control over and improve
their health”. (Proses pemberdayaan masyarakat untuk memelihara,
meningkatkan dan melindungi kesehatannya).
Victorian
Health Fundation – Australia (1997),…a program are design to bring about
‘change’ within people, organization, communities and their environment.
Sedangkan Bangkok Charter (2005),… “the process of enabling people to
increase control over their health and its determinants, and thereby improve
their health”.
2.2 Visi
dan misi Promosi kesehatan
1. Visi
Promosi Kesehatan
Visi promosi kesehatan tidak terlepas
dari visi pembangunan kesehatan di Indonesia, seperti yang tercantum dalam
Undang-Undang Kesehatan RI No.36 tahun 2009, yakni:
“Meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi sumber
daya manusia yang produktif secara social dan ekonomi.
Empat
Kata Kunci visi Promkes:
a. Mau
(willingness) memelihara dan meningkatkan kesehatan
b. Mampu
(ability) memelihara dan meningkatkan kesehatan
c. Memelihara
kesehatan, berarti mau dan mampu mencegah penyakit, melindungi diri dari
gangguan-gangguan kesehatan, dan mencari pertolongan pengobatan yang
professional bila sakit.
d. Meningkatkan
kesehatan, berarti mau dan mampu meningkatkan kesehatannya . Kesehatan perlu
ditingkatkan, karena derajat kesehatan baik individu, kelompok , atau
masyarakat itu bersifat dinamis, tidak elastis.
2. Misi Promosi Kesehatan
Misi promosi kesehatan yaitu apa yang
harus dilakukan untuk mencapai visi. Secara umum misi promosi kesehatan ini
sekurang-kurangnya ada tiga hal, yaitu (Ottawa Charter, 1984)
a. Advokat
(Advocate)
Kegiatan advokat ini dilakukan
terhadap para pengambil keputusan dari berbagai tingkat, dan sector terkait
dengan kesehatan. Tujuan kegiatan ini adalah meyakinkan para p[ejabat pembuat
keputusan atau penentu kebijakan, bahwa program kesehatan yang akan dijalankan
tersebut penting (urgen). Oleh sebab itu, perlu dukungan kebijakan dan
keputusan dari pejabat tersebut.
b. Menjembatasi
(Mediate)
Promosi kesehatan juga
mempunyai misi “ mediator” atau “menjembatani” antara sector kesehatan dengan
sektor yang lain sebagai mitra. Dengan perkataan lain promosi kesehatan
merupakan perekat kemitraan di bidang pelayanan kesehatan. Kemitraan adal;ah
sangat penting, sebab tanpa kemitraan, niscaya sektor kesehatan mampu menangani masalah-masalah
kesehatan yang begitu kompleks dan luas.
c. Memampukan
(Enable)
Sesuai dengan visi
promosi kesehatan yaitu masyarakat mau dan mampu memelihara dan meningkatkan
kesehatannya , promosi kesehatan mempunyai misi utama untuk memapukan
masyarakat. Hal ini berarti, baik secara langsung atau melalui tokoh-tokoh
masyarakat, promosi kesehatan harus memberikan keterampila-keterampilan kepada
masyarakat agar mereka mandiri di bidang kesehatan. Telah kita sadari bersama,
bahwa kesehatan dipengaruhi oleh banyak factor di luar kesehatan seperti
pendidikan, ekonomi, sosial, dan sebagainya. Oleh sebab itu, dalam rangka
memberdayakan masyarakat di bidang kesehatan, maka keterampilan di bidang
ekonomi, pendidikan dan sosial lainnya, perlu di kembangkan melalui promosi
kesehatan ini.
2.3 Strategi Promosi Kesehatan
Guna mewujudkan atau mencapai visi dan
misi tersebut secara efektif dan efisien, diperlukan cara dan pendekatan yang
strategis. Cara ini sering disebut “strategi”, yakni teknik atau cara bagaimana
mencapai atau mewujudkan visi dan misi tersebut secara berhasil guna .
Berdasarkan rumusan WHO (1994), strategi promosi kesehatan secara global ini
terdiri dari 3 hal, yaitu:
a. Advokasi
(Advocacy)
WHO ( 1989) diukutip dalam UNFPA dan
BKKBN (2002) menggunkan advocacy is a combination on individual and social
action design to gain political commitment, policy support, social
acceptance and systems support for
particular health goal or programme. Jadi advokasi adalah kombinasi kegiatan
individu dan sosial yang dirancang untuk memperoleh komitmen politis, dukungan kebijakan,
penerimaan sosial dan sisitem yang mendukung tujuan atau program kesehatan
tertentu. Definisi Chapela 1994 yang dikutip WISE (2001) secara harfiah:”
melakakukan advokasi berarti mempertahankan, berbicara mendukung seseorang atau
sesuatu atau mempertahankan ide. Sedangkan advokator adalah seseorang yang melakukan kegiatan atau
negosiasi yang ditujukan untuk mencapai sesuatu untuk seseorang,kelompok
,masyarakt tertentu atau secara keseluruhan.
b.
Bina Suasana
Bina suasana
adalah upaya menciptakan opini atau lingkungan sosial yang mendorong individu
anggota masyarakat untuk mau melakukan perilaku yang diperkenalkan.Seseorang
akan terdorong untuk mau melakukan sesuatu apabila lingkungan sosial di mana
pun ia berada (keluarga di rumah, orang-orang yang menjadi panutan/idolanya,
kelompok arisan, majelis agama, dan lain-lain, dan bahkan masyarakat umum)
memiliki opini yang positif terhadap perilaku tersebut. Di lain pengertian bina suasana
adalah menjalin kemitraan untuk pembentukan opini publik dengan berbagai
kelompok opini yang ada di masyarakat seperti : tokoh masyarakat, tokoh agama,
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dunia usaha/swasta, media massa, organisasi
profesi pemerintah dan lain-lain. Bina suasana dilakukan untuk sasaran sekunder
atau petugas pelaksana diberbagai tingkat administrasi (dari pusat hingga
desa).
c. Pemberdayaan masyarakat Empowerment
Freira (dalam Hubley 2002)
mengatakan,bahwa pemberdayaan adalah suatu proses dinamis yang dimulai dari
dimana masyarakat belajar langsung dari tindakan. Pemberdayaan masyarakat
biasanya dilakukan dengan pendekatan pengembangan masyarakat. Pengembangan
masyarakat biasanya berisis bagaimana masyarakat mengembangkan kemampuannya
serta bagaimana masyarakat mengembangkan kemampuannya serta bagaimana
meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengambilan keputusan.
2.4 Ruang
lingkup Promosi Kesehatan
Ruang
lingkup atau bidang garapan promosi kesehatan baik sebagai ilmu (teori) maupun
sebagai seni (aplikasi0 mencakup berbagai bidang atau cabang keilmuan lain.
Ilmu-ilmu yang dicakup promosi kesehatan dapat dikelompokkan menjadi 2 bidang
yaitu:
a.
Ilmu perilaku, yakni ilmu-ilmu yang menjadi dasar dalam membentuk perilaku
manusia terutama psikologi, antropologi dan sosiologi.
b.
Ilmu-ilmu yang diperlukan untuk intervensi perilaku (pembentukkan dan perubahan
perilaku ), antara lain pendidikan komunikasi, manajemen, kepemimpinan dan
sebagainya.
Disamping
itu, promosi kesehatan juga didasarkan pada dimensi dan tempat pelaksanaannya:
oleh sebab itu ruang lingkup promosi kesehatan dapat didasrkan kepada 2
dimensi, yaitu dimensi aspek sasaran pelayanan kesehatan, dan dimensi tempat
pelaksanaan promosi kesehatan atau tatanan (setting).
1.
Ruang lingkup promosi kesehatan berdasarkan aspek pelayanan kesehatan, secara
garis besarnya terdapat 2 jenis pelayanan keseehatan, yakni:
a. Pelayanan preventif dan promotif,
adalah pelayanan bagi kelompok masyarakat yang sehat, agar kelompok itu tetap
sehat bahkan meningkat status kesehatannya. Pada dasarnya pelayanan ini
dilaksanakan oleh kelompok profesi kesehatan masyarakat.
b. Pelayanan kuratif dan
rehabilitative, adalah pelayanan kelompok masyarakat yang sakit, agar kelompok
ini sembuh dari sakitnya dan menjadi pulih kesehatannya. pada prinsipnya
pelayanan jenis ini dilakukkan profesio kedokteran.
2. Ruang lingkup promosi keseahatan
berdasarkan tatanana (tempat pelaksanaan):
a.
Promosi kesehatan pada tatanan keluarga
b.
Promosi keluarga pada tatanan sekolah
c.
Promosi kesehatana pada tempat kerja
d.
promosi kesehatan di tempat-tempat umum.
e.
Pendidikan kesehatan di institusi pelayanan kesehatan
2.5 Sasaran Promosi Kesehatan
Secara
prinsipil, sasaran promosi kesehatan adalah masyarakat. Masyarakat dapat
dilihat dalam konteks komunitas, keluarga maupun individu. Sasaran promosi
kesehatan juga dapat dikelompokkan menurut ruang lingkupnya, yakni tatanan rumah
tangga, tatanan sekolah, tatanan tempat kerja, tatanan tempat-tempat umum, dan
institusi pelayanan kesehatan.
2.6 Metode dan Teknik Promosi
Kesehatan
Metode
dan teknik promosi kesehatan adalah suatu kombinasi antara cara-cara atau
metode dan alat-alat bantu atau media yang digunakan dalam setiap pelaksanaan
promosi kesehatan. Dengan perkataan lain, metode dan teknik promosi kesehatan
adalah dengan cara dan alat apa yang digunakan oleh pelaku promosi kesehatan
untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan atau mentransformasikan perilaku
kesehatan kepada sasaran atau masyarakat. Berdasarakan sasarannya, metode dan
teknik promosi kesehatan dibagi menjadi 3 yaitu:
a. Metode Promosi kesehatan individual
o Bimbingan dan penyuluhan
o Interview (wawancara)
b. Metode Promosi kesehatan kelompok
- Kelompok Besar
a)
Ceramah
b)
Seminar, dll
- Kelompok Kecil
a)
Diskusi kelompok
b)
Curah pendapat (Brain Storming), dll
c. Metode promosi kesehatan massa
1.
Ceramah umum
2.
Penggunaan media massa elektronik, misalnya TV, dll
3.
Penggunaan media cetak, misalnya majalah, dll
4.
Penggunaan media diluar ruang, misalnya spanduk,dll.
Posting Komentar