Dewasa ini kesehatan
reproduksi (kespro) mendapat perhatian khusus secara global sejak diangkatnya
isu tersebut dalam Konferensi Internasional tentang Kependudukan dan
Pembangunan. Di Indonesia pun kespro mendapat perhatian khusus dari pemerintah,
mengingat banyak masalah-masalah kespro terjadi di masyarakat. Angka kematian
ibu dan bayi yang tinggi, kurangnya pengetahuan remaja tentang kespro yang
akibatnya dapat terjadi kehamilan dan aborsi serta jumlah kasus HIV yang tidak
bisa dihambat.
I.
Definisi kesehatan reproduksi
Kespro didefinisikan
sebagai “keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh, yang tidak
semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan, dalam semua hal yang berkaitan
dengan sistem reproduksi, serta fungsi dan prosesnya”.
Di Indonesia saat ini,
disepakati ada empat komponen prioritas kespro, yaitu
1. Kesehatan ibu dan
bayi baru lahir
2. Keluarga berencana
3. Kespro remaja
4. PMS dan HIV/AIDS
Pelayanan yang mencakup
empat komponen prioritas diatas disebut Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial
(PKRE). Jika PKRE ditambah dengan Pelayanan Kesehatan Reproduksi bagi Usia
Lanjut, maka pelayanan yang diberikan disebut Pelayanan Kesehatan Reproduksi
Komprehensif (PKRK).
II.
Hak Reproduksi
Hak reproduksi
perorangan dapat diartikan bahwa setiap orang baik laki-laki maupun perempuan
(tanpa memandang perbedaan kelas, sosial, suku, umur, agama dll) mempunyai hak
yang sama untuk memutuskan secara bebas dan bertanggung jawab (kepada diri,
keluarga dan masyarakat) mengenai jumlah anak, jarak antar anak serta untuk
menentukan waktu kelahiran anak dan dimana akan melahirkan. Secara praktis, hak
reproduksi dijabarkan sebagai berikut :
1. Setiap orang berhak
memperoleh standar pelayanan kesehatan reproduksi yang terbaik.
2. Perempuan dan laki-laki sebagai pasangan atau sebagai individu berhak memperoleh informasi lengkap tentang seksualitas, kesehatan reproduksi dan manfaat serta efek samping obat-obatan, alat dan tindakan medis yang digunakan untuk mengatasi masalah kespro
2. Perempuan dan laki-laki sebagai pasangan atau sebagai individu berhak memperoleh informasi lengkap tentang seksualitas, kesehatan reproduksi dan manfaat serta efek samping obat-obatan, alat dan tindakan medis yang digunakan untuk mengatasi masalah kespro
3. Hak untuk memperoleh
pelayanan KB yang aman, efektif, terjangkau, dapat diterima sesuai dengan
pilihan, tanpa paksaan.
4. Perempuan berhak
memperoleh pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, yang memungkinkannya sehat dan
selamat dalam menjalani kehamilan dan persalinan serta memperoleh bayi yang
sehat
5. Hubungan suami istri
didasari penghargaan terhadap pasangan masing-masing dan dilakukan dalam
situasi kondisi yang diinginkan bersama, tanpa unsur paksaan, ancaman dan
kekerasan.
6. Remaja laki-laki dan perempuan berhak memperoleh informasi yang tepat dan benar tentang reproduksi remaja, sehingga dapat berperilaku sehat dan menjalani kehidupan seksual yang bertanggung jawab
6. Remaja laki-laki dan perempuan berhak memperoleh informasi yang tepat dan benar tentang reproduksi remaja, sehingga dapat berperilaku sehat dan menjalani kehidupan seksual yang bertanggung jawab
7. Laki-laki dan
perempuan berhak mendapat informasi yang mudah diperoleh, lengkap dan akurat
mengenai IMS dan HIV/AIDS
III.
Siklus hidup reproduksi
Ruang lingkup kespro
mencakup keseluruhan kehidupan manusia sejak lahir hingga mati. Pendekatan yang
diterapkan dalam menguraikan ruang lingkup kespro adalah pendekatan siklus
hidup, yang berarti memperhatikan kekhususan kebutuhan penanganan sistem
reproduksi pada setiap fase kehidupan, serta kesinambungan antar fase kehidupan
tersebut. Dengan demikian, masalah kespro pada setiap fase kehidupan dapat diperkirakan,
yang bila tidak ditangani dengan baik maka hal ini dapat berakibat buruk pada
masa kehidupan selanjutnya.
Dalam pendekatan siklus
hidup dikenal lima tahap, yaitu :
1. Konsepsi
2. Bayi dan Anak
3. Remaja
4. Usia subur
5. Usia lanjut
Berikut digambarkan
pendekatan siklus hidup kespro untuk laki-laki dan perempuan
Melihat gambar diatas,
tampaknya perempuan mempunyai kebutuhan khusus dibandingkan laki-laki karena
kodratnya untuk haid, hamil, melahirkan, menyusui dan mengalami menapouse,
sehingga memerlukan pemeliharaan kesehatan yang lebih intensif selama hidupnya.
Ini berarti bahwa pada masa-masa kritis, seperti pada saat kehamilan, terutama
sekitar persalinan diperlukan perhatian khusus terhadap perempuan.
IV.
Materi kesehatan reproduksi
1. Organ Reproduksi
perempuan
a. Indung telur. Jumlah
dua buah, terletak di kiri dan kanan rahim. Berfungsi mengeluarkan sel telur sebulan
sekali secara bergantian
b. Fimbria (ujung
rahim). Bentuknya seperti tangan. Berfungsi menangkap sel telur yang dikeluarkan
oleh indung telur
c. Saluran telur.
Berfungsi mengantar telur dari indung telur menuju rahim
d. Rahim, berfungsi
sebagai tempat menyimpan janin
e. Leher rahim
f. Liang senggama,
berfungsi sebagai tempat keluarnya menstruasi, tempat penis saat bersenggama
dan sebagai jalan keluar bayi saat melahirkan.
2. Organ reproduksi
laki-laki
a. Scrotum (kantung
penis)
b. Testis, jumlahnya
dua buah, berfungsi memproduksi sperma
c. Saluran sperma,
berfungsi menyalurkan sperma dari testis menuju vesica seminalis
d. Vesica seminalis,
sebagai tempat dikumpulkannya sperma yang dihasilkan oleh testis. Vesica
seminalis memproduksi cairan mani yang kemudian bercampur dengan sel sperma.
e. Saluran kencing
f. Penis
3. Seks dan Kehamilan Hubungan
seks dapat menyebabkan kehamilan bila perempuan berada dalam masa subur.
Artinya walaupun hubungan seks hanya dilakukan satu kali, perempuan sudah bisa
hamil. Apalagi bila dilakukan lebih dari satu kali. Hubungan seks sebelum
menikah banyak mengandung risiko, seperti : kehamilan yang tidak diinginkan,
pengguguran kandungan atau terkena penyakit menular seksual.
Kehamilan dapat terjadi
karena pertemuan benih laki-laki dan perempuan. Pada saat hubungan seks
dilakukan, alat kelamin laki-laki masuk ke dalam vagina. Bila terjadi ajakulasi
(pengeluaran sperma dan cairan mani) dengan posisi alat kelamin laki-laki
berada di dalam vagina memudahkan pertemuan sperma dan sel telur yang berisiko
terjadinya pembuahan dan kehamilan.
Tanda-tanda kehamilan
meliputi : tidak datang haid, pusing dan muntah pada pagi hari, buah dada
membesar, sekitar putting susu agak gelap dan perut ibu membesar.
Kehamilan pada masa
remaja dapat menyebabkan berbagai risiko yang mengancam remaja dan bayinya,
yaitu : keguguran, bayi lahir sebelum waktunya serta berat badan lahir rendah,
proses kelahiran dengan penyulit yang dapat mengakibatkan kematian pada ibu
atau bayinya. Risiko lain bagi remaja dapat mengalami gangguan kejiwaan, risiko
putus sekolah serta aborsi yang tidak aman.
4. Pencegahan Kehamilan
Kontrasepsi merupakan
suatu metode untuk mencegah terjadinya kehamilan. Macamnya antara lain :
a. Metode Kontrasepsi
Alamiah Yaitu pencegahan kehamilan tanpa menggunakan alat dan tanpa pemeriksaan
medis, meliputi : abstinesia (tidak melakukan hubungan seks), senggama terputus
(pada puncak senggama zakar dikeluarkan dari vagina sehingga mani keluar di
luar vagina), pantang berkala (tidak senggama pada masa subur).
b. Metode Kontrasepsi
Buatan Yaitu pencegahan kehamilan dengan menggunakan alat, dan harus melalui
pemeriksaan medis. Metode ini terdiri dari non hormonal (kondom, spermisida dan
alat kontrasepsi dalam rahim) serta hormonal (pil, suntik, susuk).
5. Perilaku seksual
berisiko dan akibatnya Perilaku seksual berisiko adalah perilaku seks yang
berisiko tertular penyakit menular seksual (PMS) dan HIV/AIDS. Beberapa
perilaku seksual beresiko yang perlu diketahui adalah :
a. Homoseksual dan
biseksual Homoseksual adalah suatu kondisi tertentu di mana seseorang dapat
tertarik dengan sesama jenisnya. Hubungan antara laki-laki dan laki-laki
dikenal dengan istilah gay, sedangkan jika wanita dengan wanita lainnya disebut
lesbian. Mereka yang tertarik dengan sesama jenisnya dapat juga tertarik dengan
lawan jenis serta dorongan seksual timbul terhadap keduanya atau disebut
biseksual.
b. Hubungan seksual
anal Yaitu hubungan seks yang dilakukan dengan cara memasukkan alat kelamin
pria ke dubur pasangannya. Perilaku ini dapat mengakibatkan luka pada anus,
sehingga berisiko tertular PMS dan HIV/AIDS.
c. Hubungan seksual
oral Yaitu hubungan seks yang dilakukan dengan cara memasukkan alat kelamin ke
mulut pasangannya. Perilaku ini berisiko tertular PMS dan HIV/AIDS.
6. Penyakit Menular
Seksual (PMS) dan HIV/AIDS
a. Penyakit Menular
Seksual (PMS) PMS merupakan penyakit yang menular terutama melalui hubungan
seksual. PMS ini akan lebih berisiko bila melakukan hubungan seksual dengan
berganti-ganti pasangan baik melalui vagina, oral maupun anal. Pada laki-laki,
gejalanya lebih mudah dikenali/dirasakan. Sedangkan pada perempuan, sebagian
besar tanpa gejala sehingga cenderung tidak mencari pengobatan dan menjadi
sumber penularan PMS.
Ada 3 gejala utama
dalam PMS dan jenisnya, yaitu 1) duh tubuh/cairan : gonore/kencing nanah,
radang saluran kemih, klamidia dan kandidiasis genital, 2) tukak/luka :
sipilis/raja singa, herpes, 3) gejala tumbuhan : kutil kelamin/jengger ayam.
b. HIV/AIDS AIDS
(Acquired Immuno Deficiency Syndrome) adalah kumpulan gejala/syndrome akibat
menurunnya sistem kekebalan tubuh manusia. Penyebabnya adalah virus HIV (Human
Immunodeficiency Virus) yang menyerang sel-sel pertahanan tubuh. HIV/AIDS dapat
menular melalui : hubungan seks dengan pasangan yang mengidap HIV, transfusi
darah yang mengandung HIV serta ibu hamil HIV ke bayi yang dikandungnya, juga
melalui Air Susu Ibu.
Posting Komentar