Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.

Total Tayangan Halaman

Latest Post

MAKALAH TENTANG HIV/AIDS

Written By Unknown on Jumat, 17 Januari 2014 | 11.08




BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Seperti yang kita ketahui bersama, AIDS adalah suatu penyakit yang belum ada obatnya dan belum ada vaksin yang bisa mencegah serangan virus HIV, sehingga penyakit ini merupakan salah satu penyakit yang sangat berbahaya bagi kehidupan manusia baik sekarang maupun waktu yang datang. Selain itu AIDS juga dapat menimbulkan penderitaan, baik dari segi fisik maupun dari segi mental. Mungkin kita sering mendapat informasi melalui media cetak, elektronik, ataupun seminar-seminar, tentang betapa menderitanya seseorang yang mengidap penyakit AIDS. Dari segi fisik, penderitaan itu mungkin, tidak terlihat secara langsung karena gejalanya baru dapat kita lihat setelah beberapa bulan. Tapi dari segi mental, orang yang mengetahui dirinya mengidap penyakit AIDS akan merasakan penderitaan batin yang berkepanjangan. Semua itu menunjukkan bahwa masalah AIDS adalah suatu masalah besar dari kehidupan kita semua. Dengan pertimbangan-pertimbangan dan alasan itulah kami sebagai pelajar, sebagai bagian dari anggota masyarakat dan sebagai generasi penerus bangsa, merasa perlu memperhatikan hal tersebut. Oleh karena itu kami membahasnya dalam makalah ini dan mengangkat judul “HIV/AIDS Dan Cara Penanggulangannya”.

1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah adalah rumusan yang disusun untuk memahami apa dan bagaimana masalah yang diteliti. Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah:
  1. Apakah HIV/AIDS itu?
  2. Bagaimana penyebaran dan tanda-tanda terserang HIV/AIDS tersebut?
  3. Bagaimana cara pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS tersebut?

1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulis mengangkat masalah AIDS dalam Makalah ini adalah:
  1. Untuk mengetahui HIV/AIDS tersebut.
  2. Agar mengerti tentang penyebaran dan tanda-tanda terserang HIV/AIDS.
  3. Supaya memahami cara pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS tersebut.

1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang ingin penulis capai adalah:
  • Untuk memberikan informasi kepada para pembaca, utamanya bagi sesama pelajar dan generasi muda tentang AIDS, sehingga dengan demikian kita semua berusaha untuk menghindarkan diri dari segala sesuatu yang bisa saja menyebabkan penyakit AIDS.

BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN

2.1 Pengertian HIV/AIDS
HIV (Human Immuno–Devesiensi) adalah virus yang hanya hidup dalam tubuh manusia, yang dapat merusak daya kekebalan tubuh manusia.
AIDS (Acguired Immuno–Deviensi Syndromer) adalah kumpulan gejala menurunnya gejala kekebalan tubuh terhadap serangan penyakit dari luar.

Bahaya Aids
Orang yang telah mengidap virus AIDS akan menjadi pembawa dan penular AIDS selama hidupnya, walaupun tidak merasa sakit dan tampak sehat. AIDS juga dikatakan penyakit yang berbahaya karena sampai saat ini belum ada obat atau vaksin yang bisa mencegah virus AIDS. Selain itu orang terinfeksi virus AIDS akan merasakan tekanan mental dan penderitaan batin karena sebagian besar orang di sekitarnya akan mengucilkan atau menjauhinya. Dan penderitaan itu akan bertambah lagi akibat tingginya biaya pengobatan. Bahaya AIDS yang lain adalah menurunnya sistim kekebalan tubuh. Sehingga serangan penyakit yang biasanya tidak berbahaya pun akan menyebabkan sakit atau bahkan meninggal.
Secara etiologi, HIV, yang dahulu disebut virus limfotrofik sel-T manusia tipe III (HTLV-III) atau virus limfadenopati (LAV), adalah suatu retrovirus manusia sitopatik dari famili lentivirus. Retrovirus mengubah asam ribonukleatnya (RNA) menjadi asam deoksiribonukleat (DNA) setelah masuk ke dalam sel pejamu. HIV-1 dan HIV-2 adalah lentivirus sitopatik, dengan HIV-1 menjadi penyebab utama AIDS di seluruh dunia.
Genom HIV mengode sembilan protein yang esensial untuk setiap aspek siklus hidup virus (Gbr. 15-1). Dari segi struktur genomik, virus-virus memiliki perbedaan yaitu bahwa protein HIV-1,Vpu, yang membantu pelepasan virus, tampaknya diganti oleh protein Vpx pada HIV-2. Vpx meningkatkan infeksi-vitas (daya tular) dan mungkin merupakan duplikasi dari protein lain, Vpr. Vpr diperkirakan meningkatkan transkripsi virus. HIV-2, yang pertama kali diketahui dalam serum dari para perempuan Afrika Barat (warga Senegal) pada tahun 1985, menyebabkan penyakit klinis tampaknya kurang patogenik dibandingkan dengan HIV-1 (Marlink, 1994).

2.2 Penyebaran Dan Tanda-tanda Terserang HIV/AIDS.
HIV tidak ditularkan atau disebarkan melalui hubungan sosial yang biasa seperti jabatan tangan, bersentuhan, berciuman biasa, berpelukan, penggunaan peralatan makan dan minum, gigitan nyamuk, kolam renang, penggunaan kamar mandi atau WC/Jamban yang sama atau tinggal serumah bersama Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA). ODHA yaitu pengidap HIV atau AIDS. Sedangkan OHIDA (Orang hidup dengan HIV atau AIDS) yakni keluarga (anak, istri, suami, ayah, ibu) atau teman-teman pengidap HIV atau AIDS.
Lebih dari 80% infeksi HIV diderita oleh kelompok usia produktif terutama laki-laki, tetapi proporsi penderita HIV perempuan cenderung meningkat. Infeksi pada bayi dan anak, 90 % terjadi dari Ibu pengidap HIV. Hingga beberapa tahun, seorang pengidap HIV tidak menunjukkan gejala-gejala klinis tertular HIV, namun demikian orang tersebut dapat menularkan kepada orang lain. Setelah itu, AIDS mulai berkembang dan menunjukkan tanda-tanda atau gejala-gejala.Tanda-tanda klinis penderita AIDS :
  1. Berat badan menurun lebih dari 10 % dalam 1 bulan
  2. Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan
  3. Demam berkepanjangan lebih dari1 bulan
  4. Penurunan kesadaran dan gangguan-gangguan neurologis
  5. Dimensia/HIV ensefalopati
Gejala minor :
  1. Batuk menetap lebih dari 1 bulan
  2. Dermatitis generalisata yang gatal
  3. Adanya Herpes zoster multisegmental dan berulang
  4. Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita
HIV dan AIDS dapat menyerang siapa saja. Namun pada kelompok rawan mempunyai risiko besar tertular HIV penyebab AIDS, yaitu :
  1. Orang yang berperilaku seksual dengan berganti-ganti pasangan tanpa menggunakan kondom
  2. Pengguna narkoba suntik yang menggunakan jarum suntik secara bersama-sama
  3. Pasangan seksual pengguna narkoba suntik
  4. Bayi yang ibunya positif HIV

Para ahli menjelaskan bahwa Tanda dan Gejala Penyakit AIDS seseorang yang terkena virus HIV pada awal permulaan umumnya tidak memberikan tanda dan gejala yang khas, penderita hanya mengalami demam selama 3 sampai 6 minggu tergantung daya tahan tubuh saat mendapat kontak virus HIV tersebut. Setelah kondisi membaik, orang yang terkena virus HIV akan tetap sehat dalam beberapa tahun dan perlahan kekebelan tubuhnya menurun/lemah hingga jatuh sakit karena serangan demam yang berulang. Satu cara untuk mendapat kepastian adalah dengan menjalani Uji Antibodi HIV terutamanya jika seseorang merasa telah melakukan aktivitas yang berisiko terkena virus HIV.
Adapun tanda dan gejala yang tampak pada penderita penyakit AIDS diantaranya adalah seperti dibawah ini :
  1. Saluran pernafasan. Penderita mengalami nafas pendek, henti nafas sejenak, batuk, nyeri dada dan demam seprti terserang infeksi virus lainnya (Pneumonia). Tidak jarang diagnosa pada stadium awal penyakit HIV AIDS diduga sebagai TBC.
  2. Saluran Pencernaan. Penderita penyakit AIDS menampakkan tanda dan gejala seperti hilangnya nafsu makan, mual dan muntah, kerap mengalami penyakit jamur pada rongga mulut dan kerongkongan, serta mengalami diarhea yang kronik.
  3. Berat badan tubuh. Penderita mengalami hal yang disebut juga wasting syndrome, yaitu kehilangan berat badan tubuh hingga 10% dibawah normal karena gangguan pada sistem protein dan energy didalam tubuh seperti yang dikenal sebagai Malnutrisi termasuk juga karena gangguan absorbsi/penyerapan makanan pada sistem pencernaan yang mengakibatkan diarhea kronik, kondisi letih dan lemah kurang bertenaga.
  4. System Persyarafan. Terjadinya gangguan pada persyarafan central yang mengakibatkan kurang ingatan, sakit kepala, susah berkonsentrasi, sering tampak kebingungan dan respon anggota gerak melambat. Pada system persyarafan ujung (Peripheral) akan menimbulkan nyeri dan kesemutan pada telapak tangan dan kaki, reflek tendon yang kurang, selalu mengalami tensi darah rendah dan Impoten.
  5. System Integument (Jaringan kulit). Penderita mengalami serangan virus cacar air (herpes simplex) atau carar api (herpes zoster) dan berbagai macam penyakit kulit yang menimbulkan rasa nyeri pada jaringan kulit. Lainnya adalah mengalami infeksi jaringan rambut pada kulit (Folliculities), kulit kering berbercak (kulit lapisan luar retak-retak) serta Eczema atau psoriasis.
  6. Saluran kemih dan Reproduksi pada wanita. Penderita seringkali mengalami penyakit jamur pada vagina, hal ini sebagai tanda awal terinfeksi virus HIV. Luka pada saluran kemih, menderita penyakit syphillis dan dibandingkan Pria maka wanita lebih banyak jumlahnya yang menderita penyakit cacar. Lainnya adalah penderita AIDS wanita banyak yang mengalami peradangan rongga (tulang) pelvic dikenal sebagai istilah 'pelvic inflammatory disease (PID)' dan mengalami masa haid yang tidak teratur (abnormal).

2.3 Cara Pencegahan Dan Penanggulangan HIV/AIDS
Cara pencegahan:
  1. Hindarkan hubungan seksual diluar nikah. Usahakan hanya berhubungan dengan satu orang pasangan seksual, tidak berhubungan dengan orang lain.
  2. Pergunakan kondom bagi resiko tinggi apabila melakukan hubungan seksual.
  3. Ibu yang darahnya telah diperiksa dan ternyata mengandung virus, hendaknya jangan hamil. Karena akan memindahkan virus AIDS pada janinnya.
  4. Kelompok resiko tinggi di anjurkan untuk menjadi donor darah.
  5. Penggunaan jarum suntik dan alat lainnya ( akupuntur, tato, tindik ) harus dijamin sterilisasinya.
Adapun usaha-usaha yang dapat dilakukan pemerintah dalam usaha untuk mencegah penularan AIDS yaitu, misalnya : memberikan penyuluhan-penyuluhan atau informasi kepada seluruh masyarakat tentang segala sesuatau yang berkaitan dengan AIDS, yaitu melalui seminar-seminar terbuka, melalui penyebaran brosur atau poster-poster yang berhubungan dengan AIDS, ataupun melalui iklan diberbagai media massa baik media cetak maupun media elektronik.penyuluhan atau informasi tersebut dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan, kepada semua lapisan masyarakat, agar seluarh masyarakat dapat mengetahui bahaya AIDS, sehingga berusaha menghindarkan diri dari segala sesuatu yang bisa menimbulkan virus AIDS.

Pengobatan Penyakit AIDS:
Kendatipun dari berbagai negara terus melakukan researchnya dalam mengatasi HIV AIDS, namun hingga saat ini penyakit AIDS tidak ada obatnya termasuk serum maupun vaksin yang dapat menyembuhkan manusia dari Virus HIV penyebab penyakit AIDS. Adapun tujuan pemberian obat-obatan pada penderita AIDS adalah untuk membantu memperbaiki daya tahan tubuh, meningkatkan kualitas hidup bagi meraka yang diketahui terserang virus HIV dalam upaya mengurangi angka kelahiran dan kematian.
Kita semua diharapkan untuk tidak mengucilkan dan menjauhi penderita HIV karena mereka membutuhkan bantuan dan dukungan agar bisa melanjutkan hidup tanpa banyak beban dan berpulang ke rahmatullah dengan ikhlas.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat penulis simpulkan mengenai makalah ini adalah:

  1. HIV (Human Immuno–Devesiensi) adalah virus yang hanya hidup dalam tubuh manusia, yang dapat merusak daya kekebalan tubuh manusia. AIDS (Acguired Immuno–Deviensi Syndromer) adalah kumpulan gejala menurunnya gejala kekebalan tubuh terhadap serangan penyakit dari luar.
  2. Tanda dan Gejala Penyakit AIDS seseorang yang terkena virus HIV pada awal permulaan umumnya tidak memberikan tanda dan gejala yang khas, penderita hanya mengalami demam selama 3 sampai 6 minggu tergantung daya tahan tubuh saat mendapat kontak virus HIV tersebut.
  3. Hingga saat ini penyakit AIDS tidak ada obatnya termasuk serum maupun vaksin yang dapat menyembuhkan manusia dari Virus HIV penyebab penyakit AIDS yang ada hanyalah pencegahannya saja.

3.2 Saran
Adapun saran dari penulisan makalah ini adalah:
  1. Diharapkan penulis dapat mengembangkan dan melanjutkan penulisan makalah mengenai program Keluarga Berencana ini.
  2. Diharapkan hasil penulisan makalah ini bisa dijadikan sebagai bahan bacaan.

DAFTAR PUSTAKA
  • http://netsains.com/
  • http://www.blogger.com/
  • http://s2.wp.com/i
  • http://id.wikipedia.org/
  • http://www.masbied.com/
Semoga dengan adanya artikel mengenai Makalah Tentang HIV AIDS Terbaru ini selain dapat membantu mengerjakan tugas bahasa Indonesia untuk membuat makalah juga dapat meningkat kesadaran kita akan bahaya nya penyakit ini serta dapat menghindari segala sesuatu yang memungkinkan kita terkena penyakit ini. 

Menjaga Kesehatan Reproduksi Perempuan

Menjaga Keasaman Vagina
Struktur kemaluan perempuan bersifat khas. Saluran vagina senantiasa terbuka dengan dunia luar sehingga selalu memiliki risiko terkena infeksi dari luar. Namun, suasana masam yang terbentuk di mulut saluran vagina dan posisi saluran vagina yang selalu dalam kondisi terkatup menyebabkan tidak seluruh bibit penyakit berhasil memasukinya.
Suasana masam tersebut terbentuk dengan kehadiran kuman Doderlein yang hidup dalam harmoni dengan tubuh. Suasana masam ini tidak boleh dihilangkan. Keasaman vagina dapat hilang dengan kebiasaan rajin menyabuni vagina secara berlebihan, memakai obat semprot pewangi vagina (douching), atau pemakaian bahan kimiawi lainnya.
Mencegah Infeksi Saluran Kemih
Saluran kemih bagian bawah perempuan lebih pendek dibandingkan laki-laki sehingga lebih dekat kedudukannya dengan dunia luar. Bila permukaan kemaluan atau vulva selalu kurang bersih, baik disebabkan air cebok, pakaian dalam, bekas darah haid, maka muara saluran kemih, tempat keluarnya air seni, mudah tercemar bibit penyakit.
Infeksi muara saluran kemih (uretritis) menimbulkan peradangan dengan gejala nyeri menyayat setiap kali berkemih. Bila kondisinya berat, dapat terjadi pula urin bercampur dengan darah sehingga tampak seperti air cucian daging.
Infeksi saluran kemih bawah yang sering berulang dapat menjalar naik ke saluran kemih yang lebih atas, kemudian naik ke kandung kemih (kistitis). Jika kondisi ini dibiarkan, dapat terjadi infeksi pada saluran yang lebih atas, yaitu ginjal (nefritis). Infeksi ginjal dapat berakhir dengan kerusakan ginjal dan pada akhirnya gagal ginjal.
Arah cebok yang salah dapat menjadi penyebab terjadinya infeksi. Cebok yang benar seharusnya dilakukan dari arah depan (kemaluan) ke belakang (liang dubur/anus). Bila sebaliknya, setiap bibit penyakit yang banyak berada di liang dubur akan terbawa masuk ke liang kemih atau vagina.
Mengatasi Jamur Selangkangan
Saat terjadi infeksi jamur pada selangkangan, keluhan gatal hebat akan muncul. Jamur ini terutama adalah jamur penyebab keputihan, Candida albicans. Infeksi tidak hanya dapat terjadi pada selangkangan, namun lipat perut, lipat bawah payudara, jemari tangan, dan juga sela jemari kaki.
Infeksi jamur ini dapat dicegah dengan menjaga kebersihan sekitar kemaluan. Perempuan Asia cenderung mengalami kelembaban di selangkangan karena setiap kali cebok selalu memakai air. Air cebokan yang menyisa di sekitar kemaluan dan selangkangan yang mengundang jamur datang, sehingga penting sekali untuk memastikan selangkangan kering setelah berkemih, misalnya dengan tisu.
Kelembaban selangkangan juga dapat terjadi saat terlambat mengganti pakaian dalam dan pembalut wanita, pakaian dalam yang digunakan belum sepenuhnya kering setelah dicuci, atau mandi kurang sempurna sehingga selangkangan tidak tersentuh sabun.

PENTINGNYA PENGENALAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA





Pengenalan kesehatan reproduksi pada remaja menjadi bekal penting generasi penerus tersebut untuk mengarungi masa depannya.
 
Remaja menjadi titik krusial dalam hidup. Masa di mana pencarian jati diri dan rasa ingin tahunya meluap-luap. Ketika tidak didampingi dengan bekal pengetahuan yang cukup, rasa ingin mencoba-coba mereka pun tak berlandaskan informasi yang tepat. Tak heran, pacaran yang kebablasan hingga kehamilan di luar nikah jadi akibat yang banyak terjadi di masyarakat. Bahkan, hal tersebut belakangan menjadi peristiwa yang biasa terjadi.
 
Kekhawatiran orangtua dan masyarakat sekitar tak serta merta menyelesaikan persoalan. Orangtua perlu memberikan pengetahuan pada anak-anak mereka sejak dini, khususnya saat usia remaja.
 
Kenapa pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi rendah?
 
Ada beragam info terkait hal tersebut. Pertama, remaja tidak tahu harus bertanya pada siapa dan di mana tentang kesehatan produksi. Kedua, akses pada informasi yang baik dan benar tentang kesehatan reproduksi sangat terbatas (peran guru, orangtua, teman sebaya, PIK, dan media massa). Ketiga, komunikasi efektif orangtua-remaja tentang kesehatan produksi masih dianggap tabu. Keempat, informasi kesehatan produksi tak dipelajari di sekolah sebagai bagian dari kuriklum. Kelima, pengetahuan orangtua yang terbatas soal kesehatan produksi. Keenam, pengaruh norma sosial budaya dan agama di masyarakat yang kurang mendukung remaja mengakses informasi kesehatan produksi. Terakhir, berbagai informasi di media yang menyesatkan, menyebabkan kehidupan seksualitas remaja tak sehat dan tak bertanggung jawab.
 
DR Sudibyo Alimoeso, MA selaku Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN usai acara seminar hasil “Survei Kesehatan Reproduksi Remaja” (SKRRI) 2012 di Hotel Bidakara, Jakarta mengatakan bahwa orangtua perlu memberikan pengenalan informasi sederhana.
 
"Misalnya saja, orangtua menjelaskan kalau kamu melakukan ini, maka akibatnya seperti ini. Orangtua harus berani mengajarkan hal tersebut saat anaknya berusia remaja," katanya.
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. kesehatan masyarakat - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger